Rabu, 22 Juli 2009

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN LEMBAGA TRANSAKSI UBIKAYU ANTARA PETANI DAN INDUSTRI TAPIOKA AVEBE











Universitas Lampung


ABSTRACT :

The main problem of farmers ubikayu and tapioca industry in Lampung Province ubikayu that is the price fluctuation and relatively low productivity ubikayu the low, low production, so the supply to industry is also low, but the tapioca industry tends to increase because world demand is also increasing.
Research aims to find out (1) the feasibility of agro-business by tapioca Avebe partnership with the review of aspects of financial, social, and management, (2) the size of the transaction costs as a reasonable compensation for
institutions that formed a partnership, (3) the form and structure of the organization is eligible institution partnerships developed. Research conducted with the case study approach in the prospective companies in the Village of Avebe Sidodadi Asri, Jatiagung Subdistrict, South Lampung Regency. Data
used include the primary and secondary data. Data are analyzed with descriptive-quantitative method using financial analysis. Results of research indicate that, (1) tapioca agro-business by Avebe
partnership with the institutions for the supply of raw materials are fresh ubikayu feasible managerial developed with the minimum purchase price per kg Rp.196.25 fresh ubikayu; economical age of 10 years with the calculation of Pi
2.1068, PBP 1 year 8 months, arr 158.10%, NPV Rp.89, 507,202,123.00, and 85.09% 1RR; hila production decrease of 20% or increase in variable costs up to 20% this investment was still feasible, (2) the amount of compensation for agency partnerships is Rp.20.64 per kg ubikayu consists of the cost
transaction Rp.1 1.80 per kg ubikayu and benefits Rp.8.84 per kg ubikayu, and
(3) organizations form a partnership that is feasible to be developed corporately limited. Poverty of farmers and ubikayu not rutinnya supply ubikayu for tapioca factory in Lampung Province presumably can be solved with (1) need to form partnerships with institutions azas mutual benefit, (2)
government to provide ease of establishing and developing institutional partnerships and licensing in the case of capital, (3) conduct research to explore alternative forms of partnership more profitable farmers.

Keywords: Cassava
Subject: Agribusiness cassava

Call Number: 338.173682 Ers a

digilib.unila.ac.id

Senin, 22 Juni 2009

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN LEMBAGA TRANSAKSI UBIKAYU ANTARA PETANI DAN INDUSTRI TAPIOKA AVEBE




Universitas Lampung


ABSTRAK :

Masalah utama petani ubikayu dan industri tapioka di Propinsi Lampung adalah harga ubikayu yang fluktuatif dan relatif rendah, produktivitas ubikayu yang rendah, produksi rendah sehingga pasokan ke industri juga rendah, namun industri tapioka cenderung meningkat karena kebutuhan dunia juga meningkat.
Penelitian bertujuan mengetahui (1) kelayakan usaha agroindustri tapioka oleh Avebe dengan pola kemitraan ditinjau dari aspek finansial, sosial, dan manajemen, (2) besarnya biaya transaksi yang layak sebagai kompensasi bagi
lembaga kemitraan yang dibentuk, (3) bentuk dan struktur organisasi lembaga kemitraan yang layak dikembangkan. Penelitian dilakukan dengan pendekatan studi kasus pada calon perusahaan Avebe di Desa Sidodadi Asri, Kecamatan Jatiagung, Kabupaten Lampung Selatan. Data
yang digunakan meliputi data primer dan sekunder. Data dianalisis secara deskriptif—kuantitatif dengan menggunakan metode analisis finansial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, (1) usaha agroindustri tapioka oleh Avebe
dengan pola kemitraan lembaga untuk pasokan bahan baku ubikayu segar secara manajerial layak dikembangkan dengan ketentuan harga pembelian minimal Rp.196.25 per kg ubikayu segar; umur ekonomis perhitungan 10 tahun dengan Pi
2.1068, PBP 1 tahun 8 bulan, ARR 158.10%, NPV Rp.89,507,202,123.00, dan 1RR 85.09%; hila terjadi penurunan produksi sebesar 20% atau kenaikan biaya variabel hingga 20% investasi ini ternyata masih layak, (2) besarnya kompensasi bagi lembaga kemitraan adalah Rp.20.64 per kg ubikayu terdiri dari biaya
transaksi Rp.1 1.80 per kg ubikayu dan keuntungan Rp.8.84 per kg ubikayu, dan
(3) bentuk organisasi kemitraan yang layak dikembangkan adalah badan usaha perseroan terbatas. Masalah kemiskinan petani ubikayu dan tidak rutinnya pasokan ubikayu bagi pabrik tapioka di Propinsi Lampung kiranya dapat diatasi dengan (1) perlu dibentuknya lembaga kemitraan dengan azas saling menguntungkan, (2)
pemerintah memberi kemudahan membentuk dan mengembangkan lembaga kemitraan dalam hal perizinan dan permodalan, (3) melakukan penelitian lain untuk mencari alternatif berbagai bentuk kemitraan yang lebih menguntungkan petani.

Keywords: UBI KAYU
Subject: AGRIBISNIS UBI KAYU
Call Number: 338.173682 Ers a


digilib.unila.ac.id